Menikah dapat membuat hidup lebih sehat
Penelitian terdahulu menunjukkan adanya keterkaitan antara kesehatan dan pernikahan, yakni bahwa orang-orang yang menikah memiliki tingkat kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan yang berstatus ‘jomblo’.Yang termasuk kategori tak menikah dalam penelitian tersebut mencakup kelompok yang tak pernah menikah, kelompok yang bercerai dan wanita-wanita yang menjanda.
Penelitian seperti ini telah dipakai sebagai ‘senjata’ oleh para politisi dan kelompok-kelompok tertentu untuk mempromosikan pernikahan (yang maksudnya adalah pernikahan ‘heteroseksual’ alias antara pasangan yang berbeda jenis), demi alasan-alasan pribadi, religius dan bahkan moral.
Mereka memiliki dasar yang kuat dalam memberikan
argumentasi bahwa mengeluarkan dana untuk kepentingan kampanye ‘pro-pernikahan’ adalah sangat berguna bagi peningkatan kualitas kesehatan dan bukan hanya sekedar untuk kepentingan religius atau moral.
Namun sebuah riset terbaru yang akan dipublikasikan pada bulan September dari Journal of Health and Social Behavior meluruhkan anggapan tersebut dan himbauan agar pemerintah mengucurkan dana untuk memprovokasi orang untuk mau menikah, bisa jadi ‘salah arah’.
Studi tersebut mengambil data dari sebuah survei tahunan yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics di tahun 1972 hingga 2003, yang bertujuan untuk menggali lebih dalam hubungan antara kesehatan dan pernikahan.
Dan apa yang mereka temukan adalah bahwa saat kondisi kesehatan dari golongan orang yang telah menikah masih lebih tinggi dari yang bujangan di satu titik masa tertentu, kondisi kesehatan dari golongan orang-orang yang tak menikah menunjukkan peningkatan tiap waktu, sehingga perbedaannya makin tipis.
Dalam rilis yang telah disiapkan itu disebutkan :
Kecenderungan mengarah pada fakta adanya peningkatan bagi kondisi kesehatan dari golongan lelaki orang yang belum menikah. Para peneliti mengatakan bahwa hal itu bisa dibedakan karena golongan lelaki yang belum pernah menikah masih punya akses yang lebih besar ke lingkungan sosial, sementara dukungan bagi kesehatan para lelaki yang telah menikah diperoleh lebih sering dari pasangannya.
Lebih jauh, penelitian itu menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dari kelompok yang belum pernah menikah itu mengalami peningkatan pada semua suku bangsa dan jenis kelamin, baik itu wanita atau pria, berkulit hitam ataupun putih.
Penelitian seperti ini telah dipakai sebagai ‘senjata’ oleh para politisi dan kelompok-kelompok tertentu untuk mempromosikan pernikahan (yang maksudnya adalah pernikahan ‘heteroseksual’ alias antara pasangan yang berbeda jenis), demi alasan-alasan pribadi, religius dan bahkan moral.
Mereka memiliki dasar yang kuat dalam memberikan
argumentasi bahwa mengeluarkan dana untuk kepentingan kampanye ‘pro-pernikahan’ adalah sangat berguna bagi peningkatan kualitas kesehatan dan bukan hanya sekedar untuk kepentingan religius atau moral.
Namun sebuah riset terbaru yang akan dipublikasikan pada bulan September dari Journal of Health and Social Behavior meluruhkan anggapan tersebut dan himbauan agar pemerintah mengucurkan dana untuk memprovokasi orang untuk mau menikah, bisa jadi ‘salah arah’.
Studi tersebut mengambil data dari sebuah survei tahunan yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics di tahun 1972 hingga 2003, yang bertujuan untuk menggali lebih dalam hubungan antara kesehatan dan pernikahan.
Dan apa yang mereka temukan adalah bahwa saat kondisi kesehatan dari golongan orang yang telah menikah masih lebih tinggi dari yang bujangan di satu titik masa tertentu, kondisi kesehatan dari golongan orang-orang yang tak menikah menunjukkan peningkatan tiap waktu, sehingga perbedaannya makin tipis.
Dalam rilis yang telah disiapkan itu disebutkan :
Kecenderungan mengarah pada fakta adanya peningkatan bagi kondisi kesehatan dari golongan lelaki orang yang belum menikah. Para peneliti mengatakan bahwa hal itu bisa dibedakan karena golongan lelaki yang belum pernah menikah masih punya akses yang lebih besar ke lingkungan sosial, sementara dukungan bagi kesehatan para lelaki yang telah menikah diperoleh lebih sering dari pasangannya.
Lebih jauh, penelitian itu menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dari kelompok yang belum pernah menikah itu mengalami peningkatan pada semua suku bangsa dan jenis kelamin, baik itu wanita atau pria, berkulit hitam ataupun putih.
0 komentar:
Posting Komentar